Minggu, 13 Mei 2012

Ketua Umum DPP PKB Buka Acara Bimtek DPRD Jatim

Jakarta – Adanya Permendagri No. 57 Tahun 2011 tentang penguatan tugas DPRD kabupaten/kota yang dipandang perlu dan sangat penting, maka Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) yang bekerjasama dengan Dewna Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa timur menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) dan orientasi serta pendalaman tugas bagi anggota DPRD nya untuk wilayah provinsi Jawa Timur.

Tertuang dalam Permendagri No. 57 Tahun 2011 tersebut, bahwa Sekretaris Dewan (Sekwan), Parpol Dan Perguruan Tinggi dapat menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek),

Acara yang digelar di Twin Plaza Hotel, Jl. S Parman Kav. 93 – 94, Jakarta Barat tersebut dilaksanakan selama empat hari, yang dimulai dari tanggal 7 – 10 Mei 2012 tersebut mengusung tema, “Menyusun APBD-Perubahan Pro-Rakyat.”

Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Ketua Umum DPP PKB H. A Muhaimin Iskandar, yang didampingi oleh Sekjen DPP PKB H. Imam Nahrawi, Ketua DPW PKB Jatim Drs. H Abdul Halim Iskandar, Mpd,

Selain itu juga tampak hadir dalam acara tersebut Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPR RI Marwan Ja’far, Ketua Komisi VIII DPR RI Hj, Ida Fauziyah, dan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB Syaifullah Ma’sum.

Dalam sambutannya Ketua Umum DPP PKB yang juga menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) tersebut mengatakan, bahwa Bimtek tersebut dipandang sangat penting untuk membangun kekuatan politik yang pro rakyat, hal tersebut dikarenakan , politik merupakan senjata untuk menghadapi segala situasi yang dipandang sangat sulit, mengingat bahwa aktivitas politik dari jaman ke jaman selalu dipandang sebagai sebuah kondisi yang sangat logis.

“Kakek saya,ayah saya, sama sekali tidak ada yang bercita-cita untuk menjadi politisi namun pada kenyataanya, hal itu malah berkembang menjadi sebuah kekuatan politik. Dari kekuatan politik itulah ayah saya tidak pernah mengikuti kuliah politik, beliau hanya mondok dan ngajar ngaji namun dari situ menjadi kekuatan politik, hal ini sangat perlu karena kita berangkat dari sana yakni dari nilai spiritual belaka namun dilandasi oleh tahapan-tahapnnya. Saya yakin bahwa kiai bisri, Kiai Wahab dan kiai Hasyim, dalam menghadapi situasi yang mana mengharuskan untuk berpolitik karena politik adalah kondisi logis. Nah dari situlah yang disebut dengan pro rakyat, APBN , UU bergantung kepada jiwa yang melingkupi pada roh perjuangan”.

Ditegaskan oleh Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin, bahwa kita sebagai generasi muda memang memiliki potensi dan kesempatan untuk melakukan aktivitas politik guna memperjuangkan kepentingan rakyat bersama-sama.

“Hari ini kita hadir dan berkesempatan untuk turut mewarnai dunia politik di Indonesia, saat ini adalah era yang sangat kritis apalagi usia reformasi mulai setengah massa, saat ini adalah era dimana kita mempunyai kesempatan untuk ikut mewarnai dalam percaturan kebangsaan. Yang ingin saya kemukakan dari pemetaan sosiologis yang kokoh, kondisi sosiologis yang ketaatan yang tinggi, namun ketaatan yang lebih kepada perkembangan yang tinggi, ditengah perubahan itu belum ada solusi dari keterpecahan dan belum terkelola dengan modern”.

Cak Imin mencontohkan terkait dengan perubahan dan perkembangan modernisasi yang belum terkelola dengan baik dan masih dipandang sebelah mata.

“Contohnya Laziz NU adalah kekutan modern yang paling lemah. Sebuah solidaritas yang terancam dalam NU. Saya hanya ingin menarik sedikit kebelakang bahwa apa yang kita lakukan bukanlah sesuatu yang bebas nilai namun berkaitan ekonomi yang masih berada pada nilai marginal”.

Kembali Cak Imin mengaskan bahwa PKB akan selalu siap untuk mengawal perubahan ekonomi dan politik yang lebih pro rakyat terkait dengan diberlakukannya perubahan ekonomi dan APBN serta APBD,

Selain itu, Cak Imin juga mengajak kepada seluruh politisi PKB untuk dapat membangun kekuatan politik yang lebih kuat guna menuju perubahan demi kesejateraan rakyat, tentunya dengan usaha dan do’a.

“Perubahan APBN dan APBD akan terus kita dorong, PKB punya kans untuk hal itu, karena PKB belum menjadi kekuatan dalam satu kekuatan. Problemnya adalah, kita harus mempunyai kekuatan yang sama dan solid. Oleh karena itu mari kita sampaikan pada rakyat, bahwa kami akan siap untuk mengelola negara ini, bila PKB diberi kesempatan. Antara takdir dan doa usaha berada diposisi tengah. Kita harus mulai berfikir bahwa PKB tidak hanya mengurus pemilu saja, akan tetapi juga mulai berfikir tentang keadaan. Saya berfikir tidak boleh kedepannya nanti APBN dan APBD kita tidak dapat dinikmati oleh masyakat.”

Cak imin menilai, bahwa kekuatan partai harus disusun lebih kuat, dan inti dari kekuatan partai adalah kuatnya struktur partai.

” Kekuatan ujung tombak kita ada di struktur partai. Saya sudah minta kepada ketua DPW dan dilanjutkan DPC minimal ada 10 mubaligh yang terbaik di kabupatennya. Karena pada sisi tersebut kekuatan struktur dan kultural menjadi kekuatan yang sangat kuat bagi PKB.” pungkasnya.

Dalam acara tersebut dibuka secara simbolik oleh Ketua Umum DPP PKB dengan pemukulan gong. Bimtek tersebut diikuti oleh peserta yang semuanya adalah anggota DPRD dan DPC PKB jatim, Dengan peserta sebanyak 256 yang berasal dari seluruh provinsi,kota dan kabupaten yang ada di Jatim. (vie/lie)

Sumber: http://www.dpp.pkb.or.id | Jumat, 11/05/2012
Share:
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan di Jakarta
pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabiul Awal 1419 Hijriyah) dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama
KH. Munasir Ali, KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. A. Mustofa Bisri dan KH. A. Muhith Muzadi