SURABAYA – Serangan ideologi mulai dari pemikiran radikalisme, terorisme, hingga persoalan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) yang masih mengancam Indonesia, mendapat perhatian serius DPP PKB. Agar Indonesia terbebas dari persoalan tersebut, DPP PKB menginstruksikan ke seluruh DPW PKB hingga tingkat ranting menggelar khataman Alquran 300 kali se-Indonesia.
Kegiatan yang diberi tema “Nusantara Mengaji untuk Keselamatan dan Keberkahan Bangsa” ini akan digelar mulai 7-8 Mei mendatang. “Kita (DPW PKB Jatim) telah menerima surat dari Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar untuk menggelar Nusantara Mengaji. Kegiatannya nanti mulai 7 – 8 Mei mendatang di seluruh Indonesia,” ujar Sekretaris Fraksi PKB DPRD Jatim, Chusainuddin Bolkiah, di Surabaya, Minggu (27/3) kemarin.
Lebih jauh, politisi yang juga menjabat Sekretaris DKW Garda Bangsa Jatim ini menjelaskan, dalam kegiatan Nusantara Mengaji tersebut, nantinya semuanya menanggalkan atribut yang dimiliki masing-masing peserta Nusantara Mengaji. “Meski yang menggelar PKB, namun semuanya boleh ikut khususnya warga Nahdliyin. Tak perlu pakai embel-embel parpol atau ormas lainnya, semuanya satu yaitu NU,” tegas Chusainuddin.
Diakui Chusainuddin, kegiatan Nusantara Mengaji ini merupakan upaya dari DPP PKB untuk meminta pertolongan dari Allah, agar bangsa ini dijauhkan dari segala bala’ dan cobaan, serta diberi kekuatan untuk mengatasi segala macam persoalan yang dihadapi oleh bangsa. “Sebagai bangsa yang relegius, maka sudah sepatutnya jika menghadapi ujian dan cobaan harus dikembalikan kepada Allah karena Dialah sang pemilik dunia dan seisinya,” pungkasnya. (ud/duta.co)
Jumat, 01 April 2016
Home » PKB Gelar Nusantara Mengaji
PKB Gelar Nusantara Mengaji
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan di Jakarta
pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabiul Awal 1419 Hijriyah) dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama
KH. Munasir Ali, KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. A. Mustofa Bisri dan KH. A. Muhith Muzadi
pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabiul Awal 1419 Hijriyah) dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama
KH. Munasir Ali, KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. A. Mustofa Bisri dan KH. A. Muhith Muzadi
0 komentar:
Posting Komentar