Sabtu, 12 November 2011

Kirab Resolusi Jihad, Merah Putih Akan Diarak Ratusan Warga NU Menuju Jakarta Dari Surabaya

Jakarta - Ratusan massa Nahdlatul Ulama dijadwalkan akan mengadakan kegiatan kirab, guna menyaambut Hari Pahlawan 10 November. Acara yang rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 20 – 25 November 2011ini bertajuk Kirab Resolusi Jihad. Dikatakan oleh oleh Ketua Panitia Nasional Kirab, Imam Nahrawi yang juga Sekjen DPP PKB, Kamis (11/10/2011) di Aula Gedung PBNU Lantai 8, Nantinya Kirab ini akan mengarak sang saka Merah Putih dan Bendera Nahdlatul Ulama yang dilakukan oleh pasukan jalan kaki, ratusan sepeda motor dan puluhan mobil yang mengibarkan panji-panji Merah Putih dan NU disepanjang jalan mulai dari Surabaya hingga Jakarta selama enam hari perjalanan.

"Kegiatan ini akan melibatkan ribuan massa NU di setiap kabupaten/kota yang akan dilalui oleh Kirab Resolusi Jihad. Mereka akan menyambut konvoi kirab dengan menggelar upacara serah terima bendera Merah Putih dan Nahdlatul Ulama dan berbagai kegiatan sosial," kata Imam Nahrawi.

Dikatakan oleh Imam, bahwa agenda kegiatan kirab ini dalam pelaksanaannya nanti, akan memberikan santunan kepada keluarga pahlawan, anak yatim, pemberian bea siswa bagi anak berprestasi serta apel pasukan, gelar seni dan budaya lokal, maupun pengajian akbar di daerah yang dilalui kirab Resolusi Jihad.

"Kirab Resolusi Jihad tersebut, tentunya kami harapkan akan mampu menumbuhkan kembali semangat perjuangan, nasionalisme, patriotisme dan spirit rela berkorban demi tegaknya NKRI. Termasuk, mengambil keteladanan dari para kiai dan pahlawan yang dahulu mencetuskan Resolusi Jihad," ungkapnya.

Lebih lanjut imam menjelaskan, bahwa Kirab Resolusi Jihad ini akan dimulai dari monumen Resolusi Jihad di Kantor PCNU Kota Surabaya menuju Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, Pati, Kudus, Demak, Semarang, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, dan berakhir di Tugu Proklamasi Jakarta Pusat.

"Kirab ini akan mengarak Sang Saka Merah Putih dan Bendera Nahdlatul Ulama oleh pasukan jalan kaki, ratusan sepeda motor dan puluhan mobil yang mengibarkan panji-panji Merah Putih dan NU disepanjang jalan mulai dari Surabaya hingga Jakarta selama 6 hari perjalanan," sergahnya.

Selain itu dikatakan pula oleh Muhaimin Iskandar yang juga sebagai penggagas kegiatan kirab ini, Kita wajib bersyukur atas kegiatan soft launching untuk melanjutkan cita – cita perjuangan ulama untuk kemerdekaan bangsa ini. Seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya banyak peran dari para ulama dan santri dalam merebut kemerdekaan namun hal ini tidak pernah tercatat secarah utuh dalam sejarah.

Lebih lanjut Cak Imin panggilan akrab dari Muhaimin menerangkan, bahwa awal kegiatan ini berawal saqat Cak Imin bertemu dengan Habib Lutfi yang pada saat itu sedang melakukan perjalan bersama menuju Jawa Tengah dalam peretmuan di sebuah kereta itu terjadilah pembicaraan. Dimana Cak Imin ditantang oleh Habib Lutfi untuk kesanggupannya berjalan kaki dari Jakarta menuju Surabaya untuk mengawal Bendera Merah Putih. Dari hal tersebut Cak Imin berusaha untuk mengaktualisasikannya sebagai salah satu bentuk untuk mengingatkan kembali rasa cinta tanah air kita sebagai anak bangsa yang kian hari semakin tergerus dan lupa dengan makna perjuangan serta rasa nasionalisme yang kian hari kian luntur.

Cak imin juga mengatakan bahwa pengaktualisasian ini juga karena didasari kemirisan dari Habib Lutfi yang melihat anak – anak muda sekarang sudah kehilangan jati dirinya dan sudah tidak lagi mau menghargai Bendera Merah Putih. Selain itu Cak Imin juga melihat kurang populisnya Bendera atau panji – panji NU dikalangan Warga Nahdliyin sendiri sehingga Cak Imin memiliki rasa tanggung jawab untuk kembali memperkenalkan symbol – symbol dan panji – panji NU kepada masyarakat Nahdliyin. (lie)

Sumber: PKB Online | Kamis, 10 November 2011
Share:
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) didirikan di Jakarta
pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabiul Awal 1419 Hijriyah) dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama
KH. Munasir Ali, KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. A. Mustofa Bisri dan KH. A. Muhith Muzadi

0 komentar:

Posting Komentar